Hingga Kamis (28/4/2011) London semakin sibuk dengan kedatangan para undangan resmi dan tidak resmi. Warga dari berbagai penjuru dunia seperti ikut-ikutan kasmaran dan ingin menyaksikan sumpah nikah Pangeran William dan Kate Middleton, Jumat ini. Demikian dilaporkan wartawan Kompas Retno Bintarti dari London, Inggris, semalam.
Paripurnalah juga perjuangan cinta Kate yang sudah ngebet dengan William, jauh sebelum mereka sama-sama belajar di St Andrews University di Skotlandia. Cal Tomlinson, pelaut yang pernah menjadi penasihat Kate, mengatakan kepada harian Afrika Selatan, The New Age, Kamis, bahwa tujuan Kate menjadi mahasiswi Sejarah Seni di universitas itu adalah demi mengejar William.
Tomlinson pernah menegaskan kepada seorang pria yang jatuh cinta kepada Kate agar membuang saja benih cintanya karena Kate menguber seseorang yang ”lebih besar”.
Kate tidak bertepuk sebelah tangan. Di situs PopEater, 10 Maret 2011, buku Christopher Andersen, William and Kate: A Royal Love Story, diulas. Di sana disebutkan, tanpa Kate, Pangeran William akan menjadi pribadi yang memalukan. Namun, yang terjadi kemudian, William bahkan bisa menjadi figur seorang ayah bagi Pangeran Harry.
William dan Harry pernah terjebak minuman beralkohol ketika Kate memasuki kehidupan pribadi mereka. Salah satu peran terbesar Kate adalah mencegah William terjerumus lebih dalam. Kate selalu tampil terkontrol, bahkan menjadi pilar kekuatan bagi William.
Kate benar-benar menaruh hati kepada William. Namun, apakah William ada di sampingnya setiap saat? ”Saya kira iya,” kata Andersen.
Carole Middleton, ibu Kate, juga sungguh-sungguh ingin Kate mengejar William. Untuk itu, Kate didorong untuk melakukan hal terbaik demi seorang yang kelak akan menjadi raja.
Kate pernah bertutur kepada William soal cinta Pangeran Charles dan Camilla yang tidak disukai banyak orang. Kate mengatakan, ”Cinta yang diyakini harus dipegang.” William terperangah dengan pernyataan itu dan kemudian semakin yakin bahwa Kate adalah pilihannya.
Kate juga menepis semua kesenangan pribadi dan siap menyesuaikan diri dengan tata krama dan tuntutan estetika Kerajaan Inggris. Ia tidak suka kuda, tetapi mau menonton polo. Ia tidak pernah belajar menembak untuk berburu, tetapi mau mendampingi Pangeran Philip berburu di Sandringham serta siap berbicara soal isu lingkungan hidup dengan Pangeran Charles. Kate relatif berhasil melakukan segalanya.
Kate juga lebih beruntung daripada almarhum Putri Diana yang tak dicintai Charles. Diana pun tahu Charles punya cinta yang lain. Dengan Kate, William memiliki kenangan indah. Kesamaan antara Diana dan Kate adalah sama-sama ikon mode dan akan menjadi pasangan selebriti. Selamat, ya!
Paripurnalah juga perjuangan cinta Kate yang sudah ngebet dengan William, jauh sebelum mereka sama-sama belajar di St Andrews University di Skotlandia. Cal Tomlinson, pelaut yang pernah menjadi penasihat Kate, mengatakan kepada harian Afrika Selatan, The New Age, Kamis, bahwa tujuan Kate menjadi mahasiswi Sejarah Seni di universitas itu adalah demi mengejar William.
Tomlinson pernah menegaskan kepada seorang pria yang jatuh cinta kepada Kate agar membuang saja benih cintanya karena Kate menguber seseorang yang ”lebih besar”.
Kate tidak bertepuk sebelah tangan. Di situs PopEater, 10 Maret 2011, buku Christopher Andersen, William and Kate: A Royal Love Story, diulas. Di sana disebutkan, tanpa Kate, Pangeran William akan menjadi pribadi yang memalukan. Namun, yang terjadi kemudian, William bahkan bisa menjadi figur seorang ayah bagi Pangeran Harry.
William dan Harry pernah terjebak minuman beralkohol ketika Kate memasuki kehidupan pribadi mereka. Salah satu peran terbesar Kate adalah mencegah William terjerumus lebih dalam. Kate selalu tampil terkontrol, bahkan menjadi pilar kekuatan bagi William.
Kate benar-benar menaruh hati kepada William. Namun, apakah William ada di sampingnya setiap saat? ”Saya kira iya,” kata Andersen.
Carole Middleton, ibu Kate, juga sungguh-sungguh ingin Kate mengejar William. Untuk itu, Kate didorong untuk melakukan hal terbaik demi seorang yang kelak akan menjadi raja.
Kate pernah bertutur kepada William soal cinta Pangeran Charles dan Camilla yang tidak disukai banyak orang. Kate mengatakan, ”Cinta yang diyakini harus dipegang.” William terperangah dengan pernyataan itu dan kemudian semakin yakin bahwa Kate adalah pilihannya.
Kate juga menepis semua kesenangan pribadi dan siap menyesuaikan diri dengan tata krama dan tuntutan estetika Kerajaan Inggris. Ia tidak suka kuda, tetapi mau menonton polo. Ia tidak pernah belajar menembak untuk berburu, tetapi mau mendampingi Pangeran Philip berburu di Sandringham serta siap berbicara soal isu lingkungan hidup dengan Pangeran Charles. Kate relatif berhasil melakukan segalanya.
Kate juga lebih beruntung daripada almarhum Putri Diana yang tak dicintai Charles. Diana pun tahu Charles punya cinta yang lain. Dengan Kate, William memiliki kenangan indah. Kesamaan antara Diana dan Kate adalah sama-sama ikon mode dan akan menjadi pasangan selebriti. Selamat, ya!
0 komentar: