Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, sehingga tidak bisa jika kita meninggalkan satu sisi kehidupan dan mengambil sisi kehidupan yang lain. Karena seorang pahlawan itu adalah orang yang tidak hanya hebat di luar tapi juga hebat saat dia bersama orang-orang terdekatnya (Anis Matta). Jadi kalo masih ada satu sisi kehidupan yang ternyata luput dari perhatian kita, maka kita harus berpikir ulang apakah indahnya Islam sudah kita wujudkan dari akhlak kita?
“Dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat den tetangga yang jauh” (An Nisa’:36)
Dari ayat diatas diperlihatkan bahwa kita punya banyak sekali kewajiban mulai dari berbuat baik kepada ibu-bapak (keluarga kita), karib kerabat (saudara, temen dekat kita), anak-anak yatim dan orang-orang miskin (orang-orang yang membutuhkan kepedulian kita), tetangga dekat (tetangga dekat rumah kita) dan tetangga jauh (yah mungkin temen-temen kita di dunia maya bisa dianggap tetangga jauh).
Ada sebuah pendapat bahwa orang yang terlalu hobby bergaul di dunia maya biasanya menjadi apatis di dunia nyata. ini adalah hal yang seharusnya tidak pernah terjadi pada kita, karena islam mengajarkan pada kita bahwa lakukanlah sesuatu dengan seimbang dan tidak berlebih-lebihan.
Berikut ini akan disebutkan beberapa keutamaan memuliakan tetangga beserta ancaman yang melalaikannya. Diantaranya sebagai berikut:
a. Wasilah meraih iman yang sempurna.
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِي جَارَهُ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat maka janganlah ia menggangu tetangganya.” (H.R. Al Bukhari no. 6136 dan Muslim no. 48, dari sahabat Abu Hurairah )
Bisa disimpulkan dari hadits di atas, bahwa perbuatan buruk terhadap tetangga dapat mengurangi nilai iman dia kepada Allah dan hari kiamat. Bila ia menyakini perbuatan mengganggu tetangga adalah halal (boleh), maka bisa menyebabkan batalnya nilai iman dia secara total (kufur).
b. Menjadi sebaik-baik tetangga di sisi Allah
خَيْرُ الأَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبهِ، وَخَيْرُ الْجِيْرَانِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ
“Sebaik-baik teman di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap temannya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya.” (H.R. At Tirmidzi, dari sahabat Ibu Umar, dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Al Adabul Mufrad no. 115 )
Dapat disimpulkan pula dari hadits diatas, barang siapa yang tidak memuliakan (peduli) tetangganya maka ia akan menjadi calon tetangga yang paling buruk di sisi Allah .
c. Wasilah untuk meraih Al Jannah.
Rasulullah bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لاَيَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ “Tidak akan masuk Al Jannah, barang siapa yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya“. (H.R. Muslim), juga dalam riwayat Al Bukhari, Rasulullah bersumpah: “Tidaklah beriman kepada Allah” (sebanyak tiga kali).” Salah seorang sahabatnya bertanya: “Siapa itu wahai Rasulullah ? Beliau menjawab: “Barangsiapa yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.”
Sungguh ada seorang wanita di jaman Rasulullah yang rajin shalat malam dan shaum di siang harinya, namun tetangganya tidak merasa aman dari kejelekan lisannya. Kabar itupun terdengar oleh Rasulullah , maka beliau bersabda: “Tidak ada kebaikan bagi dirinya. Dan ia kelak masuk dalam An Naar (neraka).” (Al Adabul Mufrad no. 119, dishahihkan Asy Syaikh Al Albani)
Nah, temen-temen, apalagi yang hobby bermain di dunia maya jangan sampai kita melupakan interaksi sosial yang leih wajib kita tunaikan. Semoga kita senantiasa bisa menjalankan kewajiban-kewajiban kita didunia ini.
Sumber risna.19112.wordpress.com
0 komentar: