Lily Putih Hari Minggu yang lalu, aku berolahraga jalan kaki. Tak jauh dari rumah kami ada sebuah perumahan yang menyediakan fasilitas olahraga untuk warga perumahan, namun tetap terbuka dari warga sekitar perumahan tersebut. Dulu sebelum menikah, berolahrga di Minggu pagi adalah hal rutin yang aku lakukan. Kini kesempatan berolahraga di Minggu pagi menjadi sebuah kegiatan yang langka. Selain tempatnya tidak terlalu memadai, bangun paginya juga agak susah. Saat kami berjalan menyusuri lapangan, aku melihat sebuah uang logam Rp. 500 an yang kotor dan nyaris terbenam di tanah. Aku memungutnya lalu melanjutkan berjalan kaki berolahraga. Sesampai di rumah aku mencuci dan menggosok uang logam hasil temuanku tadi. Uang itu tampak bersih. Aku tersenyum pasti bisa ku belikan satu bungkus kaldu instan. Ketika aku menemukannya, mungkin uang logam itu memang ingin ditemukan. Jika uang logam itu tak ditemukan uang logam itu akan makin terbenam dalam tanah, terlupakan dan menjadi sesuatu yang tak berarti . Mungkin seperti itu juga diri kita Jika kita tak bisa menemukan sisi gelap dan kotor dalam diri, lama-lama sisi gelap dan kotor itu akan menenggelamkan diri kita yang seutuhnya. Tapi sebaliknya jika kita cepat menemukan sisi gelap atau kotor dalam diri dan mampu menggosok atau mencucinya hingga bersih dengan iman dan kemampuan, maka akan menjadikan diri kita lebih indah dan lebih bersinar. Bahkan tak musatahil membuat kita menjadi lebih berarti bukan hanya bagi diri kita sendiri tapi juga bagi sesama. Persoalannya apakah kita peka menangkap tanda-tanda, kalau sisi gelap atau sisi kotor dalam diri kita ingin ditemukan? 14 Maret 2007. Senyum_ibu ( ) sehangat mentari pagi
0 komentar: